Mempertahankan Pemahaman Staf melalui Promosi
Permasalahan klasik yang dihadapi departemen pelatihan dan pengembangan adalah bagaimana caranya mempertahankan pengetahuan staf setelah mereka mengikuti pelatihan.
Pelatihan sering dilakukan untuk staf baru pada awal masa kerja atau setahun sekali. Karyawan diharuskan untuk mengikuti kuis singkat di akhir pelatihan, tetapi setelah itu apakah mereka masih mengingat materi pelatihan?
Sementara beberapa staf mungkin melihat relevansi materi dan pentingnya menerapkannya pada aktivitas sehari-hari, namun sebagian besar membiarkan informasi dari pelatihan terlupakan.
Faktanya, dalam artikel Learning Solutions, Art Kohn menulis bahwa dalam 1 jam, orang akan melupakan rata-rata 50% informasi yang mereka pelajari dalam sesi pelatihan. Dalam 1 minggu, angka itu naik menjadi 90%.
Ada banyak teori tentang mengapa ingatan manusia atas informasi semacam itu sangat rendah, tetapi alasan besarnya adalah kurangnya relevansi yang dirasakan dan kurangnya insentif untuk mengingatnya. Banyak karyawan menghadiri sesi pelatihan karena merasa wajib tetapi tidak melihat adanya kebutuhan — baik secara sadar atau tidak sadar — untuk mengendapkan apa yang telah mereka pelajari.
Cara mudah untuk menciptakan insentif semacam itu adalah dengan menjadikan pemahaman terhadap materi pelatihan sebagai prasyarat untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan karyawan, yaitu kenaikan gaji atau promosi.
Insentif untuk memahami Informasi
Misalnya, sebuah perusahaan yang mengadakan pelatihan tentang manajemen waktu dan resolusi konflik menjanjikan promosi sebagai pengawas setelah peserta lulus ujian pada materi tersebut.
Misal, perusahaan menyediakan beberapa paket pelatihan peningkatan proses operasional, karyawan bagian operasional mendapatkan kesempatan peningkatan gaji yang besarannya bergantung pada sejauh mana ia bisa menguasai informasi dalam pelatihan melalui serangkaian tes.
Salah satu solusi untuk meningkatkan pemahaman adalah dengan menghubungkan pemahaman itu secara langsung ke sesuatu yang nyata, relevan, dan diinginkan.
Tim SDM bisa memasukkan tes pengetahuan dan keterampilan yang relevan sebagai bagian dari proses promosi. Tes semacam itu memastikan karyawan dapat melihat relevansi langsung informasi pelatihan dengan kompensasi dan pertumbuhan karier mereka. Di sini, kami membahas dua pertimbangan utama untuk melaksanakan tes tersebut.
Bersikaplah Transparan dalam Prosesnya
Memasukkan evaluasi pemahaman ini sebagai proses promosi merangsang pemahaman informasi pelatihan dan juga membantu memastikan kandidat terbaik mendapat kesempatan. Namun, agar insentif tersebut efektif, hubungan antara pemahaman pengetahuan dan promosi harus transparan.
Dengan kata lain, perusahaan harus terbuka dari awal dan informasi yang disampaikan juga mengungkapkan bahwa pemahaman materi pelatihan sangatlah penting dan merupakan prasyarat pula.
Hal ini memastikan staf yang tertarik dengan promosi mengikuti sesi pelatihan dengan semangat untuk belajar dan menyimpan informasi yang relevan. Ini juga membantu untuk menghindari klaim perlakuan tidak adil oleh staf yang mengerjakan ujian dengan buruk dan kemudian mendapat promosi.
Jadikan Pelatihan yang Relevan
Pelatihan harus, tentu saja, selalu relevan dengan kebutuhan organisasi dan tanggung jawab posisi tertentu. Tetapi ketika seleksi karyawan berdasarkan pengetahuan mereka tentang materi tersebut merupakan prasyarat untuk promosi, kebutuhan relevansi bahkan jadi lebih krusial.
Perusahaan ingin menghindari tuduhan perlakuan sewenang-wenang atau tidak adil. Tetapi perusahaan juga ingin memastikan keterampilan yang diuji benar-benar terkait dan penting untuk peran tersebut.
Memasukkan tes pengetahuan dan / atau keterampilan sebagai prasyarat untuk promosi dapat membantu mendorong pemahaman pengetahuan, serta memastikan kandidat terbaik mendapatkan kemajuan. Tetapi tes tersebut perlu dipikirkan dengan baik dan diterapkan agar efektif.