Raihlah Kemenangan Melalui Tindakan, Bukan Argumentasi (2)
Memperoleh keberhasilan melalui tindakan akan lebih berharga daripada memperolehnya melalui argumentasi. Prinsip ini berlaku dalam konteks kekuasaan maupun manajemen secara umum.
Dalam ranah kekuasaan, penting untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan Anda terhadap orang lain. Namun, sulit untuk memastikan bagaimana argumen atau upaya membuktikan sesuatu memengaruhi orang yang Anda ajak berdebat. Bahkan argumen terbaik pun tidak memiliki dasar yang kuat karena kata-kata bisa ditafsirkan dengan berbagai cara dan orang cenderung kembali ke pendapat awal mereka setelah beberapa hari. Oleh karena itu, tindakan dan demonstrasi lebih kuat dan bermakna daripada kata-kata. Mereka memberikan bukti yang dapat dilihat dan tidak dapat disalahartikan, sehingga tidak ada yang dapat berdebat dengan itu.
Tindakan mempunyai dampak yang mendalam, tujuan yang terkandung di dalamnya dapat disampaikan dan diterima tanpa perlu adanya argumen lebih lanjut.
Makna yang mendalam dan emosional dapat diungkapkan melalui simbolisme. Dengan bersandar pada pemahaman ini, kekuatan persuasif yang kuat bisa memanfaatkan fenomena ini. Simbolisme seperti bendera, cerita mitos, dan monumen yang mewakili peristiwa emosional, memiliki kemampuan untuk dipahami oleh semua orang tanpa harus dijelaskan secara verbal.
Ketika berusaha untuk memperoleh atau mempertahankan kekuasaan, disarankan untuk mengambil jalur tidak langsung dan memilih pertempuran dengan cermat. Jika pada akhirnya tidak ada masalah dalam jangka panjang apakah orang lain setuju dengan kita, atau jika waktu dan pengalaman mereka sendiri akan membantu mereka memahami tujuan kita, maka lebih baik tidak perlu melakukan demonstrasi yang memakan energi. Hematlah energi dan lakukan tindakan yang sewajarnya saja.
Sebuah kisah kebijaksanaan dari Arab tentang seorang wazir yang telah melayani tuannya selama 30 tahun dengan kesetiaan, kejujuran, dan pengabdian yang luar biasa. Namun, kejujurannya memunculkan banyak musuh yang menyebarkan cerita bohong tentangnya, dan akhirnya sultan yang telah dilayani dengan baik menghukum mati dia atas tuduhan yang tidak benar. Sebelum dilemparkan ke anjing pemburu yang ganas milik sultan sebagai hukumannya, wazir meminta sepuluh hari untuk membayar hutang, menghitung hartanya, dan membagi-bagikan harta itu ke keluarganya. Setelah membujuk penjaga anjing milik sultan agar membiarkan dia merawat anjing-anjing itu, dalam sepuluh hari itu, wazir merawat binatang-binatang itu dengan baik. Pada akhirnya, binatang-binatang itu menunjukkan kasih sayang kepada wazir ketika dia dilemparkan ke kandang. Sultan dan orang-orang yang menyaksikan kejadian itu terkagum-kagum dan bertanya kepada wazir mengapa binatang-binatang itu menyelamatkannya. Wazir menjawab bahwa dia telah merawat binatang-binatang itu selama sepuluh hari, seperti halnya dia telah merawat sultan selama 30 tahun, dan mempersilahkan sultan membandingkan hasil akhirnya. Sultan kemudian meminta maaf dan mengampuni wazir serta memberinya hadiah.
Tetapi di sisi lain, argumen juga bisa dimanfaatkan. Dalam konteks kekuasaan, argumen verbal dapat berguna saat melakukan penyimpangan fakta, menyembunyikan kebohongan atau penipuan. Dalam situasi semacam itu, lebih baik untuk berdebat dengan segala keyakinan yang dimiliki agar orang lain tidak mencurigai Anda. Dengan melibatkan orang lain dalam argumen, dapat mengalihkan perhatian banyak orang terhadap kecurangan yang sedang dilakukan. Jika terjebak dalam kebohongan, semakin yakin dan emosional Anda terlihat, semakin kecil kemungkinan Anda terbongkar. Metode ini telah digunakan oleh banyak penipu untuk menyelamatkan diri.
~