Kompetensi SDM

Restrukturisasi Kognitif (bag 1)

Restrukturisasi kognitif adalah teknik yang dapat mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif yang sering kali menghambat kemajuan seseorang.

Umpamakan Anda adalah seorang anak yang mendapat nilai jelek dalam ujian matematika. Anda menunjukkan hasil ujian itu kepada orang tua Anda, yang pada gilirannya menganggap bahwa Anda tidak cocok untuk urusan matematika.

Lain waktu Anda menghadapi ujian matematika, Anda mulai beranggapan bahwa mungkin Anda tidak pandai matematika. Benar saja, Anda kembali mendapat nilai jelek. Kemudian orang tua mengungkapkan bahwa Anda memang bukan ahlinya matematika.

Seiring waktu Anda mulai percaya bahwa Anda tidak pandai matematika. Karena Anda tahu Anda tidak pandai matematika, Anda mulai menghindarinya sebisa mungkin.

Kemudian, saat dewasa Anda mengetahui bahwa memiliki keterampilan matematika yang baik dapat membantu karir Anda, tetapi Anda menghindari peningkatan keterampilan tersebut. Mengapa? Karena Anda berpikir, “Saya tidak akan pernah pandai matematika, jadi apa gunanya.”.

Jika Anda memiliki keyakinan bahwa Anda tidak dapat melakukan sesuatu, maka kemungkinan besar Anda tidak akan dapat melakukannya. Jika keyakinan ini menghambat Anda untuk berkembang dalam hidup, maka itu merupakan keyakinan yang tidak baik bagi Anda.

Restrukturisasi Kognitif bisa mengubah keyakinan negatif Anda dengan mengubah pemikiran Anda. Ini adalah teknik mengidentifikasi dan membingkai ulang pemikiran yang menghambat Anda.

Alih-alih hanya menerima pikiran negatif sebagai fakta, restrukturisasi kognitif membantu Anda mulai menilainya secara rasional. Ketika Anda secara akurat merenungkan pikiran negatif ini, Anda dapat menemukan bahwa itu tidak rasional dan bukan cerminan kenyataan yang sebenarnya.

Contoh lain lagi, Anda sedang diet dan mencoba menurunkan berat badan. Anda memilah apa yang Anda makan sepanjang minggu, hanya mengonsumsi makanan khusus diet. Pada akhir minggu, Anda menimbang berat badan dan ternyata hasilnya 1kg lebih berat dibanding minggu lalu.

Pada titik ini, terdapat dua pemikiran yang bisa Anda munculkan: pemikiran fungsional atau pemikiran disfungsional. Setiap jenis pemikiran akan memiliki hasil atau konsekuensi yang berbeda.

Pikiran fungsional akan seperti, “Ini hanya kemunduran sementara. Saya akan bisa menurunkan berat badan pada akhirnya jika saya terus berdiet.” Pikiran disfungsional akan menjadi sesuatu seperti, “Apa gunanya selama ini, saya tidak akan pernah bisa menurunkan berat badan.”

Jika Anda memunculkan pemikiran fungsional maka Anda tidak akan terlalu memikirkan terjadinya sedikit kemunduran, dan melanjutkan rencana diet Anda. Jika Anda memunculkan pemikiran yang disfungsional maka Anda akan jengkel, merasa percuma, dan ujung-ujungnya makan berlebihan karena Anda merasa tidak ada gunanya berdiet.

Tujuan restrukturisasi kognitif adalah untuk mencegah kemunculan pikiran disfungsional negatif dan menggantinya dengan pikiran yang lebih realistis. Harapannya agar Anda dapat mencapai tujuan yang direncanakan.

Jadi, ketika Anda berpikir, “apa gunanya berdiet”, Anda segera membuang pemikiran itu dan mengatakan pada diri sendiri bahwa, “sebenarnya, manfaat berdiet ada banyak. Kemunduran sementara ini tidak akan menghentikan saya.” Dengan cara ini, Anda menghentikan pemikiran negatif dan tetap berada pada jalur menuju tujuan untuk menurunkan berat badan.

Peristiwa buruk akan terjadi dalam hidup kita, yang penting adalah bagaimana kita menanggapinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *