Resensi Buku

Ringkasan Buku The Lean Startup oleh Eric Ries (5)

Pada bagian sebelumnya kita membahas berbagai hal tentang jenis “Produk Minimum yang Layak” (Minimum Viable Product-MVP) yang ditawarkan kepada calon pelanggan.Pada bagian ini secara khusus kita akan membahas tentang metode pengukuran atau pengujian dari hasil penawaran MPV. Bagian ini juga merupakan penjabaran prinsip akuntansi inovasi, yaitu menghitung sampai sejauh mana inovasi yang ditawarkan diterima pasar.

Tujuan dari Akuntansi Inovasi atau perhitungan penerimaan inovasi adalah memahami tingkat penerimaan secara umum. Bertolak dari kondisi itu, lalu melakukan berbagai penyesuaian. Selanjutnya di sisi yang lebih ujung lagi adalah mengambil keputusan untuk terus melanjutkan atau putar haluan.

Namun, banyak para pemilik startup berusaha terlalu keras membangun MVP sehingga mereka lupa untuk benar-benar memikirkan apa yang seharusnya mereka ukur. Mereka mengukur metrik yang menipu, metrik yang meskipun nilainya terlihat bagus tapi tidak mewakili kondisi sesungguhnya, dalam istilah yang lebih teknis disebut vanity matrix. Atau mungkin metriks lain yang justru malah tidak sesuai.

Contoh klasik dari metrik buruk seperti yang dimaksud paragraf di atas adalah mengukur jumlah total berbagai variabel – pengguna, penjualan, dsb.

Metrik yang berguna harus memiliki tiga karakteristik, yang dikenal sebagai tiga A (Actionable, Accessible, Auditable):

Actionable, Dapat ditindaklanjuti: Metrik Anda harus menunjukkan sebab dan akibat yang jelas. Jika Anda melakukan eksperimen, Anda harus memahami bagaimana eksperimen tersebut memengaruhi metrik Anda. Jika tidak, bagaimana Anda tahu jika Anda membuat kemajuan?

Accessible, Mudah diakses: Buat metrik Anda sesederhana mungkin agar bisa dipahami oleh semua orang di perusahaan. Misalnya, tidak semua orang mengerti makna istilah “hit situs web”, tetapi semua orang memahami apa arti “jumlah orang yang mengunjungi situs web”. Pertimbangkan untuk menempatkan tampilan metrik utama di layar tampilan publik sehingga semua orang dalam tim dapat melihatnya.

Auditable, Dapat diaudit: Seharusnya sebuah metriks harus bisa ditelusuri alur datanya, bagaimana metrik tersebut dikumpulkan. Ini mencegah para anggota tim periset berdebat tentang bagaimana metrik dibangun. Dengan begitu memungkinkan semua orang dapat lebih fokus membuat kemajuan.

Sejauh ini, kita hanya menjumpai contoh metrik yang buruk, jadi mari kita lihat beberapa contoh metrik yang baik. Beberapa contoh itu antara lain: Tingkat pendaftaran (dinyatakan dalam %), Tingkat aktivasi (dinyatakan dalam %), Tingkat Rujukan (dinyatakan dalam %), Nilai Seumur Hidup (Lifetime Value, LTV), Biaya Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition Cost, CPA), dan Skor Promotor Bersih (Net Promoter Score, NPS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *