Resensi Buku

Memunculkan Kebaikan atau Kejujuran untuk Menyerang

Buku The 48 Laws of Power menyarikan beberapa prinsip mencapai tujuan berdasar catatan sejarah para tokoh. Satu diantaranya adalah menggunakan kejujuran terencana dan selektif untuk melancarkan serangkaian kebohongan demi mencapai tujuan yang diinginkan.

Satu langkah yang tulus dan jujur bisa mengantarkan puluhan tindakan yang dipenuhi muslihat. Sikap kejujuran dan kemurahan hati yang terpampang jelas membuat kewaspadaan orang yang paling paranoid sekalipun akan tumbang. Setelah kejujuran yang terencana dari Anda membuka pintu pertahanan kewaspadaan lawan Anda, Anda dapat menipu dan memanipulasi dia sesuka hati. Berkaitan dengan prinsip ini, hadiah yang diperhitungkan dengan tepat bisa dimanfaatkan untuk tujuan yang sama.

Kisah berikut adalah salah satu contoh penerapan prinsip ini. Count Victor Lustig mendatangi Al Capone, seorang gangster yang paling cerdik dan kejam di masanya, menawarkan jasa pengelolaan dan pencucian uang ilegal. Di kesempatan pertama Lustig membawa uang Capone tapi uang itu tidak diapa-apakan. Lustig lalu menemui Capone kembali dan mengatakan kalau rencananya untuk mengelola uang itu gagal. Capone yang awalnya marah dan ingin menghabisi Lustig mengurungkan niatnya karena Lustig mengembalikan semua uang yang dititipkan. Karena kejujuran itu, Capone yang sejak awal sudah curiga jadi berubah sikap. Hingga Capone kemudian kembali mempercayakan uangnya untuk dikelola Lustig, dan untuk kemudian ternyata Lustig membawa kabur uang itu.

Mengalihkan perhatian adalah inti dari prinsip ini. Dengan mengalihkan perhatian orang lain, Anda dapat melakukan sesuatu yang tidak mereka sadari. Pengalih perhatian yang paling efektif adalah tindakan kebaikan, kemurahan hati, atau kejujuran, karena ini dapat menghilangkan kecurigaan orang lain dan membuat mereka lebih mudah diperdaya. Di Tiongkok kuno, ini disebut prinsip “memberi sebelum Anda menerima”, yang berarti memberi sesuatu kepada orang lain sebelum meminta atau mengambil sesuatu dari mereka. Ini adalah strategi yang sangat berguna, karena meminta terlalu banyak atau mengambil tanpa memberi dapat memicu kemarahan atau kebencian.

Untuk membuat kesan yang baik pada pertemuan pertama, kejujuran terencana dan selektif dapat digunakan. Jika seseorang percaya bahwa Anda jujur pada awal hubungan, akan sulit untuk merubah pandangan mereka tentang Anda. Oleh karena itu, memberi sedikit waktu dan ruang untuk bermanuver sangat penting. Memberi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti memberi hadiah, melakukan tindakan baik, memberikan bantuan, atau memberikan pengakuan yang jujur. Ini dapat membantu melunakkan orang lain dan membuat hubungan di masa depan menjadi lebih mudah.

Ketika melakukan kebaikan secara selektif, musuh yang sangat keras kepala pun dapat hancur. Perlu diingat bahwa dengan memainkan emosi seseorang, tindakan kebaikan yang direncanakan dapat membuat orang sekelas Al Capone mudah tertipu. Namun, seperti pendekatan emosional lainnya, taktik ini harus dilakukan dengan hati-hati. Jika orang lain mengetahuinya, perasaan kekecewaan yang awalnya berupa rasa syukur dan sambutan yang hangat bisa berubah menjadi kebencian dan ketidakpercayaan yang sangat tajam. Oleh karena itu, jika Anda tidak bisa memastikan bahwa gerakan tersebut tulus dan dilakukan sepenuh hati, lebih baik untuk tidak mencobanya.

Jika Anda memiliki catatan kebohongan di masa lalu, tidak ada kejujuran, kemurahan hati, atau kebaikan yang bisa mengubah pandangan orang-orang. Malah, itu hanya akan menarik perhatian pada diri Anda dan orang akan mulai melihat Anda sebagai penipu. Ketika Anda mencoba bertindak jujur, orang-orang akan mencurigai Anda. Dalam situasi ini, lebih baik menggunakan taktik yang cerdik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *