Budaya Organisasi

Kurva Perubahan bag 1

Perubahan dengan beragam jenisnya pasti akan terjadi, sebab tanpa perubahan, sebuah organisasi akan kehilangan eksistensinya. Perubahan adalah kepastian karena produk menjadi ketinggalan zaman dan selera konsumen terus berubah. Bahkan rezim politik terus berubah karena opini dan pandangan populer juga berubah. Dengan begitu, setiap organisasi harus berubah jika ingin terus tumbuh dan sukses.

Dari sudut pandang manusia, melakukan perubahan merupakan tantangan tersendiri. Karena pada umumnya seseorang merasa sudah terbiasa dengan rutinitasnya. Karena terbiasa dengan status quo, perubahan besar yang akan datang bisa terasa sebagai ancaman. Ia mungkin saja takut jika pekerjaan yang ia jalani saat ini diremehkan atau lebih buruk lagi, kehilangan pekerjaannya.

Sebagai seorang manajer, memahami Kurva Perubahan, istilah lainnya: kurva kesedihan, yang dikonsepikan oleh Kubler-Ross akan bermanfaat bagi Anda. Ini karena dapat memberi petunjuk kepada Anda saat membantu anggota tim lebih cepat menerima, dan bahkan ikut serta dalam, perubahan.

Agar dapat dipergunakan dalam manajemen SDM, perlu adanya penyesuaian. Kurva kesedihan sebenarnya menggambarkan bagaimana seseorang memunculkan respon berupa kesedihan ketika dihadapkan dengan penyakit akut. 

Tahap kesedihan kami jabarkan di bawah ini. Pada setiap tahap Anda dapat melihat pikiran yang terkait dengan tahap yang dimaksud.

  • Penolakan: “Saya merasa baik-baik saja. Ini tidak mungkin terjadi padaku”.
  • Marah: “Kenapa aku? Tidak adil! Salah siapa ini?”
  • Tawar-menawar: “Biarkan saya hidup sedikit lebih lama untuk melihat anak-anak saya tumbuh.”
  • Depresi: “Aku akan mati jadi apa gunanya!”.
  • Penerimaan: “Saya tidak bisa melawan, jadi saya mungkin lebih baik mempersiapkan semuanya”.

Dengan menerjemahkan lima tahap di atas untuk diterapkan dalam konteks bisnis, kami menyusunnya sebagai berikut:

  • Shock: Kejutan awal saat mendengar akan adanya perubahan.
  • Penolakan: . Muncul Keyakinan bahwa perubahan merupakan sesuatu yang  tidak relevan bagi diri atau pekerjaan.
  • Frustrasi: Terjadi usaha menghalangi perubahan; orang-orang tidak akan membiarkan perubahan terjadi!
  • Depresi: Semua yang sudah di lakukan saat ini tampak sia-sia, dan kepercayaan diri orang-orang menjadi goyah.
  • Eksperimen: Orang-orang mulai mempertanyakan apakah perubahan sesuai bagi mereka? Mereka mulai mencoba berbagai hal dan mempertimbangkan skenario alternatif. Pada dasarnya, mereka telah menerima bahwa perubahan akan terjadi dan tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk itu.
  • Keputusan: Akhirnya orang-orang menerima apa yang terjadi dan mulai merasa lebih positif tentang masa depan. Mereka membuat keputusan tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak.
  • Integrasi: Apa yang dulunya baru sekarang mulai menjadi hal yang biasa dilakukan.

Mari kita mencoba memahami Kurva Perubahan. 

Saat kita mengikuti kurva dari tahap awal hingga akhir, kita dapat melihat bahwa reaksi awal orang-orang terhadap perubahan besar yang akan datang adalah merasa terkejut, tetapi pada akhirnya melanjutkan seolah-olah perubahan itu tidak akan terjadi.

Kemudian mereka mulai merasa marah dan kesal. Mereka akan mencari cara untuk melawan perubahan dan mencari pihak yang harus dipersalahkan atas kekacauan yang telah dan akan terjadi di masa depan. Pada titik ini pekerjaan mereka akan mulai berantakan karena mereka tidak dapat melihat alasan untuk terus bekerja keras jika semuanya akan segera berubah. Seperti yang bisa Anda bayangkan, ini adalah tahap yang sangat tidak menyenangkan bagi orang-orang yang terkena dampak perubahan.

Bagaimana proses perubahan selanjutnya? Ini akan kami bahas di tulisan berikutnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *