Kepemimpinan yang Melayani (4)
Berikut adalah lanjutan dari pembahasan tentang prinsip kepemimpinan yang melayani — serta bagaimana menerapkannya dalam keseharian yang akan meningkatkan kualitas kepemimpinan Anda.
Memberdayakan Orang Lain (dan Mengesampingkan Keuntungan Pribadi)
Coba bayangkan apa yang terjadi bila Anda mampu memberdayakan semua anggota tim Anda hingga pada suatu titik di mana tiap anggota tim tidak peduli siapa yang paling layak mendapat pujian ketika tim Anda meraih sebuah pencapaian. Para pemimpin yang baik mencapai kesuksesan melalui pemberdayaan staf di sekitar mereka. Terdapat kualitas tak berwujud pada beberapa pemimpin yang dengan sengaja menciptakan lingkungan tim yang memberdayakan staf mereka untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.
Sebagai pemimpin, kita akan melumpuhkan organisasi kita jika kita membiarkan tim kita tetap stagnan. Para pemimpin yang paling bijaksana dan paling mawas diri mengenali sekumpulan individu pemberi pengaruh yang berpotensi mencapai kesuksesan kepemimpinannya sendiri.
Organisasi akhirnya goyah jika mereka terlalu fokus pada keuntungan finansial daripada memberdayakan individu dan tim. Kepemimpinan akan menjadi titik kegagalan karena tidak mampu menangkap potensi yang dimiliki oleh tim yang mestinya bisa diberdayakan. Bahkan ketika para pemimpin ini memenuhi target keuangan, organisasi akan menghadapi bom waktu dari anggota tim yang berpotensi karena mereka pergi mencari peluang pengembangan yang lebih memuaskan.
Pemimpin yang peduli dalam memanfaatkan dan memberdayakan tim menciptakan suasana kondusif di tempat kerja yang mendorong munculnya keputusan dengan rasa percaya diri. Adanya suasana kondusif ini memberikan izin kepada tim untuk mengambil risiko yang cerdas dengan panduan dari Anda. Dengan begini, tim akan lebih sering mencapai hasil yang lebih besar.
Para pemimpin ini juga berusaha memahami tujuan pribadi anggota tim, mencari tumpang tindih antara tujuan pribadi dan organisasi. Dengan mengetahui dan memprioritaskan tujuan bersama ini, seorang pemimpin dapat membentuk tanggung jawab tim untuk memaksimalkan motivasi internal setiap anggota tim.
Sebagai contoh, anggap saja terdapat seorang pemimpin daerah yang baru saja terpilih dan mulai menduduki posisinya. Pada awal masa jabatannya, ia dikelilingi oleh sebagian besar mantan saingan yang merupakan orang-orang dari pemimpin periode sebelumnya. Di masa-masa awal jabatannya, struktur yang ia pimpin terlalu sering memunculkan perbedaan pendapat dan ketidaksepakatan yang kuat bahkan atas kebijakan yang paling sederhana sekalipun.
Namun ia memiliki pandangan bahwa merupakan suatu kesia-siaan bila ia membangun struktur yang di dalamnya diisi oleh orang-orang yang berprinsip “asal pimpinan senang.” alih-alih ia memilih beberapa sosok yang kuat dan berwawasan luas serta dihormati secara luas dan berani menyampaikan masalah yang tidak populer sekalipun. Karena itu, ia mampu membentuk tim yang kuat yang tidak pernah lepas kendali, dengan pemimpin yang kuat dan berkembang di setiap bagian pemerintahannya.
Jika ia kehendaki, bisa saja ia memilih orang-orang yang selalu setuju dengan semua pendapatnya. Sebaliknya, ia memilih untuk mengembangkan tim yang memanfaatkan kekuatan individu. Dia menyadari risiko terbesar dalam mencapai tujuannya bukanlah konflik internal dan persaingan, tetapi kolaborator yang lemah, terlalu patuh, dan tidak mampu membantunya menjalankan visi perubahan yang ia canangkan.
Tim seperti apa yang telah Anda bangun di sekitar Anda, dan langkah apa yang Anda ambil untuk memberdayakan mereka?
Bagaimana Memberdayakan Orang Lain
Ciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan untuk tumbuh.
Berilah kesempatan mengambil risiko demi mendorong pertumbuhan dan perkembangan anggota tim.
Temukan dan kembangkan tujuan bersama yang menginspirasi tanggung jawab dalam bekerja.
bersambung