Manajemen Berbasis Target bag 1
Bila merujuk istilah aslinya, manajemen berbasis target disebut juga Management by Objectives, disinkat MBO. Istilah ini mengacu pada sebuah perangkat manajemen yang mana manajer dan karyawan bekerja sama menetapkan dan memantau target untuk jangka waktu tertentu.
Target dan rencana itu mengalir hingga ke struktur terbawah dari organisasi. Hingga semua individu memiliki tujuan yang spesifik untuk periode tersebut.
Anda anggap saja target seorang individu sebagai satu potongan dari suatu puzzle gambar. Satu Potongan gambar mewakili sebuah target individu untuk periode tersebut. Sebagian Area dari puzzle bergambar itu merupakan target sebuah unit bisnis untuk periode tersebut. Sedangkan keseluruhan bagian puzzle mewakili target seluruh organisasi untuk periode tersebut.
Jika puzzle itu dapat terselesaikan sesuai jangka waktu yang direncanakan maka organisasi bisa dikatakan berhasil mencapai semua target yang ditetapkan bagi dirinya sendiri.
Jika memanntau sejarah teori ini, management berbasis target pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker dalam bukunya tahun 1954, The Practice of Management. George Odiorne, murid Drucker, mengembangkan ide ini lebih jauh dalam bukunya, Management Decisions by Objectives.
Meskipun istilah MBO digunakan secara luas oleh manajemen pada tahun 1960-an, akhir-akhir ini akronim MBO lebih sering merujuk pada istilah Management Buy Out.
Juga perlu diperhatikan di sini adalah Manajemen berbasis target terkadang juga disebut Manajemen berbasis tujuan atau manajemen berbasis Hasil.
Terdapat 5 langkah ketika menggunakan konsepsi Management by Objectives.
Langkah pertama dalam rangkaian proses ini adalah meninjau tujuan organisasi. Penting diperhatikan bahwa proses ini berbentuk melingkar, tanpa titik akhir. Ini karena prosesnya tidak dimaksudkan untuk menjadi aplikasi satu kali saja. Ini adalah praktik siklus yang harus dilakukan berulang kali setiap periode.
Dalam praktiknya, ini biasanya berarti organisasi dapat menilai kembali dan menetapkan target baru setiap kuartal. Dari sini, sisa proses akan mengalir.
Mari kita dalami setiap langkah satu demi satu.
1. Meninjau Tujuan Organisasi
Pada langkah ini, organisasi mulai menetapkan target jika prosesnya pada tahap mengawali, atau merevisi tujuannya apabila telah memasuki periode berikutnya. Sebagian besar organisasi biasanya menggunakan periode perencanaan 3 bulan (triwulanan).
Target yang ditetapkan organisasi biasanya berasal dari visi dan strateginya. Ini berarti tujuan menjawab pertanyaan, “apa yang dapat dicapai organisasi secara realistis pada periode berikutnya untuk bergerak lebih dekat ke visinya?”.
2. Tetapkan Tujuan Karyawan
Pada langkah ini, kita menerjemahkan tujuan organisasi yang ditetapkan pada langkah 1 menjadi target untuk setiap karyawan.
Pada organisasi besar, ini akan menjadi proses multi-langkah. Artinya, setelah organisasi menetapkan tujuannya, setiap sub-divisi akan menetapkan tujuannya untuk periode tersebut. Kemudian subdivisi dari subdivisi tersebut akan menetapkan tujuannya. Dengan demikian, penetapan tujuan mengalir melalui organisasi sampai setiap karyawan memiliki tujuan mereka untuk periode tersebut.
Poin penting untuk dicatat adalah bahwa tujuan tidak semerta-merta diberikan kepada karyawan, Target itu ditetapkan dengan partisipasi karyawan.
Ini berarti bahwa setiap karyawan diperlukan untuk bekerja bersama manajer masing-masing untuk merumuskan tujuan tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan melihat tujuan manajer karyawan dan mencari tahu bagaimana karyawan dapat berkontribusi pada target tersebut.
bersambung