Manajemen Kinerja

Perbaikan Proses Bisnis (3)

Pada bagian sebelumnya kita telah mulai membahas beberapa metodologi yang bisa digunakan untuk meningkatkan proses bisnis. Metode yang pertama adalah Six Sigma.

Upaya metode Six Sigma menargetkan tiga persoalan utama: meningkatkan kepuasan pelanggan, mengurangi waktu siklus, dan mengurangi cacat atau kegagalan.

Metodologi Six Sigma pertama adalah DMAIC, yang merupakan singkatan dari lima langkah berbeda yang digunakan dalam Six Sigma untuk meningkatkan produk, proses, atau layanan yang sudah ada. Secara singkat, lima langkah tersebut adalah mendefinisikan, mengukur, menganalisis, meningkatkan, dan mengontrol.

Metodologi Six Sigma kedua adalah DMADV, yang juga merupakan singkatan dari langkah-langkah yang harus diikuti dalam menerapkan Six Sigma. Ini adalah strategi untuk membuat produk, layanan, dan proses baru. Kelima langkah ini adalah menentukan produk, mengukurnya, menganalisisnya, merancangnya, dan terakhir memverifikasinya.

Metode selanjutnya adalah MANAJEMEN KUALITAS TOTAL (TQM). TQM adalah sistem di mana fokus utama perusahaan adalah meningkatkan kepuasan pelanggan secara berkelanjutan dengan biaya yang semakin rendah. TQM adalah strategi pendekatan sistem dan bagian dari tingkat strategi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, TQM diterapkan secara horizontal di semua departemen fungsional dan melibatkan setiap karyawan, dari atas ke bawah. Selain itu, TQM juga mencakup rantai pasokan dan pelanggan serta manajemen waktu yang meluas ke belakang dan ke depan. Dalam TQM, pembelajaran dan adaptasi terhadap perubahan yang berkelanjutan menjadi sangat penting.

Prinsip-prinsip dalam TQM:

  1. Komitmen manajemen yang berkelanjutan terhadap kualitas
  2. Fokus pada pelanggan
  3. Mengutamakan pncegahan daripada pendeteksian cacat produksi
  4. Tanggung jawab kualitas yang berlaku universal
  5. Pengukuran kualitas
  6. Perbaikan dan pembelajaran berkelanjutan
  7. Tindakan korektif yang menyasar akar permasalahan
  8. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
  9. Sinergi tim
  10. Berpikir secara statistik
  11. Pengurangan (pembatasan) persediaan
  12. Peningkatan nilai
  13. Para supplier dikelola sebagai tim
  14. Pelatihan

Metode berikutnya adalah Kaizen. Asal metode ini adalah dari Jepang yang berfokus pada perbaikan kecil namun berkelanjutan dari sebuah proses. Dalam menggunakan metode ini, organisasi dituntut lebih percaya bahwa perubahan dan perbaikan harus dilakukan terus menerus.

Pendekatan keempat adalah Benchmarking. Secara singkat, pendekatan ini adalah ketika bisnis menetapkan target dan mengukur produktivitas dengan menggunakan praktik terbaik di industri bidangnya. Pendekatan ini membantu bisnis meningkatkan kinerjanya dengan belajar dari pihak lain. Berikut adalah praktik yang dilakukan perusahaan terhadap pesaingnya ketika menerapkan metode ini: menilai kebutuhan melakukan perbandingan, memahami dengan jelas proses saat ini, mengidentifikasi kerangka terbaik, membandingkan proses dengan perusahaan lain, menyiapkan laporan dan menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengisi kesenjangan kinerja, dan mengevaluasi hasilnya.

Bagaimana memilih metode yang dapat meningkatkan efisiensi proses bisnis Anda

Itu sepenuhnya tergantung pada jenis SDM yang Anda miliki karena hanya mereka yang menjadi bagian dari proses bisnis Anda dan juga lingkungan di sekitar bisnis Anda. Oleh karena itu, memilih metode yang tepat sangat penting karena melibatkan banyak waktu, tenaga, dan keahlian.

Kesimpulan

Menganalisis situasi saat ini kemudian memahami target pelanggan, menguraikan rencana kemudian mengimplementasikannya, dan terakhir mengisi celah kinerja bukanlah pekerjaan satu hari yang membutuhkan sedikit perangkat keras. Keputusan harus dipertimbangkan masak-masak sejak dari awal. Sebab, keputusan pada akhirnya akan memengaruhi profitabilitas bisnis, manajemen waktu, produktivitas, dan efisiensi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *