Teori Motivasi Mayo bag 1
Teori Motivasi Hubungan Manusia buah karya pemikiran Mayo, yang didasari oleh suatu fenomena yang disebut Efek Hawthorn, adalah sebuah teori motivasi di tempat kerja.
Anda pastinya sering mencoba membuat tim Anda termotivasi di tempat kerja. Berbagai taktik dicoba untuk membuat tim Anda bersemangat, tetapi sepertinya tidak ada yang benar-benar berhasil, dan semuanya tetap seperti semula. Ini membuat frustrasi dan demoralisasi.
Jadi, apa yang harusnya dilakukan untuk memotivasi tim Anda agar lebih produktif?
Teori bagaimana terbentuknya motivasi dapat membantu. Yaitu dengan memberi kita metode yang disusun berbasis penelitian. Itu dapat memberi gambaran kepada kita cara meningkatkan kinerja tim.
Sebelum Elton Mayo, teori motivasi yang lazim digunakan saat membicarakan produktivitas di tempat kerja adalah teori Frederick Taylor, Manajemen Ilmiah. Teori ini mengemukakan bahwa karyawan akan termotivasi terutama oleh gaji. Pekerja umumnya dianggap malas dan diperlakukan hanya sebagai bagian dari peralatan.
Taylor adalah seorang insinyur dan dia melihat produktivitas melalui cara pandang seorang insinyur. Dengan demikian, tidak ada pengakuan terhadap kebutuhan manusia yang dipertimbangkan dalam hubungannya dengan Manajemen Ilmiah.
Teori Motivasi Mayo, yang berdasar pada Efek Hawthorn, mengarah pada aliran pemikiran Hubungan Manusia. Teori ini menyoroti pentingnya para manajer agar lebih memperhatikan karyawan mereka. Mayo percaya bahwa baik hubungan sosial maupun konten pekerjaan mempengaruhi kinerja suatu pekerjaan.
Siapakah sesungguhnya Elton Mayo? Ia lahir di Australia pada tahun 1880. Mayo bekerja dari tahun 1926-1949 sebagai profesor Riset Industri di Universitas Harvard. Dia terkenal karena karyanya berdasarkan Penelitian Hawthorn, serta bukunya, The Human Problems of an Industrialized Civilization.
Seperti apakah Penelitian Hawthorn? Hawthorn adalah pabrik Western Electric yang berlokasi di Cicero, Illinois. Pada masa jaya-jayanya, pabrik ini pernah mempekerjakan hampir 40.000 orang. Studi Hawthorn adalah serangkaian studi produktivitas dalam skala besar yang dilakukan antara tahun 1927 dan 1933. Penelitian ini mengumpulkan kumpulan data yang sangat besar.
Studi pertama yang dilakukan berkaitan dengan pencahayaan tempat kerja. Penelitian ini berusaha untuk memahami jika perubahan kondisi pencahayaan dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan produktivitas.
Untuk menjalankan eksperimen ini, dibuatlah dua kelompok. Kelompok kontrol dan kelompok dengan kondisi pencahayaan yang lebih baik. Apa yang terjadi ketika pencahayaan ditingkatkan pada satu kelompok? Ternyata produktivitas meningkat untuk kelompok itu.
Tapi, ditemukan hal yang aneh dalam penelitian ini. Produktivitas sama-sama meningkat pada kelompok kontrol. Ketika peneliti mengurangi pencahayaan pada satu kelompok, produktivitasnya masih meningkat. Tidak hanya itu, setiap perubahan, baik itu peningkatan atau penurunan pencahayaan, juga menyebabkan peningkatan kepuasan karyawan.
Banyak eksperimen lain dijalankan sebagai bagian dari penelitian Hawthorn. Hasil berbagai penelitian ini bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh Manajemen Ilmiah.
Mengapa bisa begitu?