Rencanakan Semuanya Hingga Akhir 3
Pada tahun 1863, perdana menteri Prusia, Otto von Bismarck, menyaksikan peta kekuatan di Eropa saat itu. Di sana, terlihat Inggris, Prancis, dan Austria sebagai pemain utama. Prusia, pada saat itu, hanya merupakan salah satu negara bagian dalam Federasi Jerman yang lemah. Austria, yang dominan dalam Federasi tersebut, sengaja menjaga agar negara-negara Jerman lainnya tetap lemah dan terpecah belah. Bismarck yakin bahwa Prusia memiliki potensi lebih besar daripada hanya menjadi ‘bawahan’ Austria. Inilah strategi Bismarck:
Langkah pertamanya adalah memicu perang dengan Denmark yang lemah untuk merebut Schleswig-Holstein, yang dulunya milik Prusia. Bismarck tahu bahwa aksi ini mungkin membuat Inggris dan Prancis khawatir, jadi dia membawa Austria ke dalam perang, dengan dalih bahwa dia sedang membantu mereka mengembalikan Schleswig-Holstein. Setelah perang berakhir, Bismarck menuntut bahwa wilayah yang baru saja mereka rebut menjadi bagian dari Prusia. Austria akhirnya setuju, meskipun tidak dengan senang hati.
Langkah berani berikutnya adalah meminta Raja William dari Prusia untuk keluar dari Federasi Jerman dan berperang melawan Austria. Meskipun ada banyak penentangan dari berbagai pihak, Bismarck berhasil memicu konflik ini, dan pasukan Prusia yang lebih unggul mengalahkan Austria dalam waktu singkat. Saat itu, beberapa petinggi Prusia ingin melanjutkan perang dengan Austria untuk merebut lebih banyak wilayah, tetapi Bismarck menghentikannya dan menciptakan sebuah kesepakatan dengan Austria yang memberikan otonomi kepada Prusia dan negara-negara Jerman lainnya.
Namun, perubahan besar terjadi ketika Bismarck memprovokasi perang dengan Prancis pada tahun 1870. Awalnya, dia setuju dengan pencaplokan Belgia oleh Prancis, tetapi kemudian ia mengubah pendiriannya dan membuat Prancis marah. Ini menyebabkan pecahnya perang dengan Prancis. Federasi Jerman yang baru dibentuk bersatu melawan Prancis, dan sekutu Prusia menghancurkan tentara Prancis dalam beberapa bulan.
Setahun kemudian, Bismarck mendirikan Kekaisaran Jerman, dengan Raja Prusia sebagai Kaisar yang baru. Namun, yang mengejutkan, Bismarck tidak memicu perang lagi setelah itu. Sebaliknya, ia berfokus pada menjaga perdamaian di Eropa dan menghentikan ambisi penaklukan. Banyak orang bertanya, mengapa Bismarck tidak lagi mencari peperangan dengan pihak lain? Sebab ini adalah bagian dari rencana besarnya.
Bismarck mengajarkan kita pentingnya memiliki tujuan yang jelas dalam segala tindakan kita. Setelah mencapai kemenangan, orang sering kali hanya menginginkan yang lebih tanpa mengendalikan diri. Namun, untuk mempertahankan kekuasaan, kita harus memiliki rencana jangka panjang dan tahu kapan harus berhenti. Bismarck adalah contoh yang baik dalam hal ini.
Namun, kita juga harus memiliki rencana yang fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Terlalu kaku dalam perencanaan bisa membuat kita kehilangan kesempatan yang tak terduga. Maka dari itu, sambil memiliki tujuan jangka panjang yang jelas, kita juga harus bersiap untuk menghadapi perubahan dan beradaptasi. Bismarck adalah contoh nyata bagaimana memiliki visi jangka panjang tetapi tetap fleksibel dalam perjalanan menuju tujuan.