Motivasi Kerja

Teori Motivasi Taylor bag 3 

Pada bagian sebelumnya, kami sudah menjelaskan 2 poin awal proses Manajemen Ilmiah Taylor; yaitu: 1. Penggunaan sains dalam proses kerja dan 2. Pendekatan ilmiah pada pelatihan karyawan. Berikutnya adalah :

3. Pastikan cara kerja yang paling efisien digunakan.

Ada dua bagian untuk memastikan bahwa cara kerja yang paling efisien sudah digunakan:

Monitoring : Memantau proses produksi pekerja untuk memastikan bahwa mereka sudah efisien.

Bekerja sama : Bekerja dengan karyawan untuk melatih dan mengkalibrasi ulang pekerjaannya, sehingga mereka benar-benar mengikuti cara yang paling efisien untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Salah satu konsekuensinya adalah struktur organisasi harus menyesuaikan. Sebuah pabrik tidak disarankan untuk memiliki mandor tunggal. Taylor menganjurkan beberapa mandor, masing-masing mereka secara khusus berfokus pada efisiensi pada bidang tertentu di pabrik.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memaksimalkan produksi, tidak seperti dalam situasi kelas yang ditinggalkan oleh gurunya. Yaitu situasi di mana pekerja secara alami mengendur karena mereka tidak diawasi.

4. Bagilah pekerjaan antara manajer dan pekerja.

Pekerjaan harus dibagi hampir sama antara manajer dan karyawan.

Manajer harus bertanggung jawab untuk mengembangkan proses, cara kerja dan pemantauan karyawan.

Karyawan harus bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas secepat mungkin.

5. Penggajian berdasarkan hasil.

Pekerja harus dibayar berdasarkan berapa banyak yang ia hasilkan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan upah per satuan unit produksi.

Penggunaan upah per unit produksi memfokuskan pikiran pekerja pada produktivitasnya. Jika ia tidak menghasilkan, maka ia tidak mendapatkan upah. Pengupahan merupakan komponen kunci, yang diperlukan untuk benar-benar memahami teori Manajemen Ilmiah.

Beberapa hal berikut sering dilontarkan sebagai kritik untuk Manajemen Ilmiah:

  • Meskipun produksi meningkat, model ini menciptakan pekerjaan yang sangat monoton yang tidak mengandung otonomi.
  • Walau awalnya dimaksudkan untuk menguntungkan pekerja dan perusahaan, tetapi kenyataannya bahwa penerapan prinsip ini menguntungkan perusahaan jauh lebih besar daripada pekerja. Sistem ini telah menghasilkan banyak konflik industri dan pemogokan di mana-mana..
  • Manajemen Ilmiah sering dianggap tidak manusiawi. Ini karena pekerja tidak boleh berpikir sendiri, mereka hanya harus mengikuti beberapa instruksi sederhana secepat mungkin dan seefisien mungkin.

Manajemen Ilmiah adalah salah satu dari banyak teori motivasi. Sebagai teori motivasi alternatif, meskipun relevan hari ini dalam situasi tertentu sebagian besar tidak disukai. Hal ini terutama terjadi di lingkungan profesional berbasis kantor.

Sebagai ringkasan artikel ini, Teori Manajemen Ilmiah bisa dianggap sebagai:

Pertama, filosofi tentang bagaimana karyawan berperilaku.

Kedua, seperangkat prinsip untuk memaksimalkan efisiensi berdasarkan filosofi ini.

Berpijak dari dua hal ini, Teori Motivasi Taylor didasarkan pada fakta bahwa karyawan termotivasi menjadi produktif hanya karena satu hal, yaitu Uang.

Karena itu, Taylor percaya bahwa manajemen harus melakukan kontrol ketat terhadap karyawannya, demi memastikan bahwa karyawan mendapatkan nilai uang yang mereka harapkan.

Dia menganjurkan menggunakan ilmu pengetahuan untuk mempelajari pekerjaan dan memecahnya menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola. Bagian-bagian ini kemudian dapat dijelaskan dengan cara yang efisien dan dapat diulang. Setiap karyawan kemudian dapat dilatih untuk melakukan tugas dengan cara ini.

Terakhir, ia menyarankan penggunaan upah per unit produksi untuk memotivasi karyawan agar produktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *