Pengelolaan Inventaris atau Stok (2)
Setelah mengetahui kondisi inventaris, bisnis perlu memutuskan langkah selanjutnya, yaitu memastikan persediaan selalu ada. Dari keseluruhan bisnis yang ada, mereka menggunakan dua pendekatan berbeda dalam mengelola persediaan, yaitu sistem push dan sistem pull. Menentukan pendekatan yang tepat dapat membantu memastikan bahwa bisnis Anda dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih efektif. Bagaimanakah kedua pendekatan tersebut berbeda dan bagaimana Anda dapat memilih pendekatan yang sesuai untuk bisnis Anda?
Dari arti namanya, yaitu tarik dan dorong, telah menggambarkan perbedaan yang mencolok. Sistem pull inventory memprioritaskan permintaan saat ini. Pemasok memesan atau memproduksi barang dalam jumlah dan jangka waktu yang dibutuhkan, berdasarkan pesanan, alias tarikan, penjualan pelanggan yang ada. Sebaliknya, sistem persediaan dorong menggunakan peramalan permintaan untuk menghasilkan barang. Dalam situasi sistem persediaan dorong, produsen memproduksi barang untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan dan mendorongnya melalui rantai pasokan ke pengecer. Setiap pendekatan memiliki keuntungan dan dapat menjadi pilihan yang lebih baik dalam situasi tertentu. Mari kita jelaskan lebih lanjut tentang karakteristik masing-masing pendekatan dan kapan Anda harus memilih salah satunya untuk bisnis Anda.
Pertama adalah sistem dorong. Untuk memaksimalkan penggunaan sistem pengelolaan inventaris dorong, perusahaan harus dapat memperkirakan kebutuhan penyimpanan dalam memenuhi permintaan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menjual atau mendorong barang dari inventaris yang tersedia kepada pelanggan segera setelah pesanan diterima. Untuk menciptakan sistem dorong yang sukses, perusahaan harus memiliki banyak produk dalam stok sebelum permintaan. Di sektor manufaktur, strategi ini disebut “build to stock”.
Manfaat dari penggunaan sistem dorong yang efektif adalah perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dan mengirimkan produk dengan cepat. Produk biasanya tersedia sepanjang waktu, dan perusahaan dapat memesan dalam jumlah besar dengan biaya produksi per item yang lebih rendah. Dengan mengurangi risiko kehabisan stok, perusahaan dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan pelanggan dan memanfaatkan setiap peluang penjualan.
Namun, meskipun perkiraan permintaan yang canggih sangat membantu, permintaan pelanggan tidak selalu dapat diprediksi. Oleh karena itu, perusahaan yang menggunakan sistem dorong cenderung menyimpan stok ekstra atau sedang dalam proses untuk berjaga-jaga. Risiko dari sistem dorong adalah kelebihan persediaan yang dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang lebih tinggi.
Perusahaan yang mengelola volume inventaris atau volume produk dalam proses yang tinggi, serta perusahaan yang mengalami waktu tunggu pemasok yang relatif lama, akan mendapat manfaat dari sistem dorong. Penjual yang menjual dengan volume penjualan yang tinggi juga lebih mudah memindahkan kelebihan stok. Produk yang menawarkan diskon volume yang lebih baik juga cocok karena penghematan biaya pembelian menutupi biaya penyimpanan yang relatif tinggi. Sistem dorong juga lebih tepat dalam pasar dengan permintaan yang dapat diprediksi dengan baik.